SuratAl-Fil terdiri dari 5 ayat dan diturunkan di Mekah. Ini lafal arab, latin dan juga artinya. Surat Al-Fil Ayat 1-5, Arab, Latin dan Artinya . Lusiana Mustinda - detikNews. Jumat, 25 Sep
Menyajikan informasi terkini, terbaru dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle dan masih banyak Februari 2021 1549waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparanIlustrasi Surat Al Fiil. Foto iStockSurat Al Fiil adalah surat ke-105 dalam Alquran yang diturunkan setelah surat Al Kafirun. Surat Al Fiil terdiri dari 5 ayat dan termasuk ke dalam golongan surat surat ini diambil dari kata dalam ayat pertama, yaitu "Al Fiil" yang artinya gajah. Inti pokok surat ini menceritakan pasukan bergajah yang diazab oleh Allah SWT dengan mengirimkan burung untuk membinasakan yang menunggangi gajah itu dipimpin oleh penguasa Yaman yakni Abrahah. Ia bertujuan ingin meruntuhkan Ka'bah di Mekkah. Peristiwa ini terjadi pada tahun saat Nabi Muhammad SAW surat ini dijelaskan bagaimana Allah SWT membalas perlakuan kaum Quraisy yang ingin menghancurkan Ka'bah. Selain itu makna yang terkandung di dalamnya adalah sebagai pembuktian bahwa akan ada kebinasaan bagi mereka para Surat Al-Fiil Arab dan TerjemahannyaIlustrasi Surat Al Fiil. Foto iStockBerikut ini adalah bacaan Surat Al Fiil dilengkapi dengan اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِاَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ - ١Tidakkah engkau Muhammad perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ - ٢Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ - ٣dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ - ٤yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ࣖ - ٥sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan ulat.
Suratal baqarah adalah surat ke 2 dari total 114 surat yang ada di dalam al quran. Al Baqarah artinya "Sapi Betina". Surat ini memiliki jumlah ayat 286. dan ada di juz 1, juz 2, dan juz 3. Kabar Gembira Untuk Orang-Orang yang Beriman di Dalam Surat Al Baqarah Ayat 25. Sebagai orang islam yang beriman kepada Allah SWT, kita patut bersyukur
Wahai Nabi Muhammad atau siapa saja, tidakkah engkau perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah dengan menghancurkan mereka, yaitu tentara Abrahah dari Ethiopia yang hendak menghancurkan Kakbah?Dalam surah ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad dan pengikutnya dengan suatu peristiwa yang menunjukkan betapa besarnya kekuasaan Allah. Peristiwa itu adalah penyerbuan tentara gajah yang dipimpin oleh panglima Abrahah dari Yaman untuk menundukkan penduduk Mekah dan meruntuhkan Ka'bah. Akan tetapi, Allah membinasakan mereka sebelum maksud yang jahat itu tercapai. Peristiwa Gajah adalah suatu peristiwa yang paling terkenal di kalangan bangsa Arab, sehingga peristiwa ini mereka jadikan patokan tanggal bagi peristiwa-peristiwa riwayatnya adalah bahwa seorang panglima perang yang berkuasa di Yaman ingin menguasai Ka'bah dan menghancurkannya, dengan maksud melarang orang-orang Arab mengerjakan haji ke Ka'bah. Lalu bala tentaranya bergerak menuju Ka'bah disertai beberapa ekor gajah untuk menakut-nakuti. Ketika iring-iringan angkatan perang tersebut tiba di suatu tempat bernama Muqammas suatu tempat yang berdekatan dengan Mekah, mereka beristirahat di sana. Panglima perang mengirim utusannya kepada penduduk Mekah untuk menyampaikan maksudnya, yaitu bukan untuk memerangi penduduk tetapi untuk menghancurkan Ka'bah. Penduduk Mekah menjadi ketakutan dan lari ke gunung-gunung di sekeliling Ka'bah untuk melihat dari jauh apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukan oleh panglima perang surah ini pula Allah menjelaskan apa yang terjadi terhadap pasukan bergajah dalam bentuk pertanyaan bahwa Muhammad tidak mengetahui keadaan yang sangat aneh dan peristiwa yang sangat dahsyat yang membuktikan kekuasaan Allah, ilmu dan hikmah-Nya yang tinggi terhadap tentara gajah yang ingin menghancurkan Ka'bah. Kejadian itu berbeda dengan kejadian lainnya yang mempunyai sebab dan akibat.Apakah kamu tidak memperhatikan Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna takjub; artinya sepatutnya kamu merasa takjub bagaimana Rabbmu telah bertindak terhadap tentara bergajah orang yang mempunyai gajah itu bernama Mahmud yang disertai oleh teman-temannya, yaitu raja negeri Yaman yang bernama Abrahah berikut tentaranya. Dia telah membangun sebuah gereja di Shan'a dengan tujuan supaya orang-orang berpaling dari menziarahi Mekah dan tidak menziarahinya lagi. Pada suatu hari ada seseorang lelaki dari Kinanah telah membuat kejadian di gereja tersebut, ia melumuri bagian gereja yang dijadikan kiblat dengan kotoran unta dengan maksud menghinanya. Abrahah bersumpah untuk menghancurkan Kakbah. Lalu ia datang ke Mekah bersama tentaranya, beserta gajah-gajah milik Mahmud tadi. Ketika mereka mulai bergerak hendak menghancurkan Kakbah, Allah mengirimkan kepada mereka apa yang dikisahkan-Nya melalui firman selanjutnya yaituIni mempakan nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada kaum Quraisy, karena Allah telah menyelamatkan mereka dari serangan tentara bergajah, yang sejak semula telah bertekad akan merobohkan Ka'bah dan meratakannya dengan tanah hingga tiada bekas-bekasnya lagi. Maka Allah memusnahkan mereka dan menjadikan mereka kalah serta usaha mereka menjadi sia-sia, begitu pula tiada hasilnya dari kerja mereka; Allah mengusir mereka dengan cara yang buruk dan akibat yang adalah kaum Nasrani, dan agama mereka saat itu lebih mirip keadaannya dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy, yaitu menyembah berhala. Peristiwa ini terjadi sebagai irhas dan pendahuluan bagi akan diutus-Nya Rasulullah Saw. Karena sesungguhnya di tahun itu Nabi Muhammad —menurut pendapat yang terkenal— dilahirkan. Dan seakan-akan takdir Allah Swt. telah menetapkan bahwa hai golongan orang-orang Quraisy, Kami menolong kalian bukanlah karena kalian lebih baik daripada orang-orang Habsyah itu, tetapi karena memelihara Baitul 'Atiq yang akan Kami muliakan, Kami agungkan, dan Kami hormati dengan diutusnya seorang nabi yang ummi, yaitu Muhammad Saw. penutup para ini adalah kisah tentara bergajah secara ringkas, padat, tetapi mendekati kebenaran. Dalam kisah orang-orang yang dimasukkan di dalam parit berapi telah disebutkan bahwa Zu Nuwas, raja terakhir orang-orang Himyar yang musyrik; dialah orang yang membunuh kaum Nasrani dengan memasukkan mereka ke dalam parit yang berapi, jumlah mereka yang dibunuh olehnya kurang lebih ada dua puluh ribu orang. Tiada seorang pun dari mereka yang selamat kecuali Daus yang dijuluki dengan panggilan Zu Sa' melarikan diri dan meminta pertolongan kepada Kaisar raja di negeri Syam, yang juga seagama dengannya, yaitu pemeluk agama Nasrani. Maka Kaisar berkirim surat perintah kepada Raja Najasyi di negeri Habsyah, mengingat letak geografis Habsyah lebih dekat ke negeri Raja Najasyi mengirimkan dua orang panglima perangnya— yaitu Aryat dan Abrahah ibnus Sabah Abu Yaksum— dengan membawa pasukan yang sangat banyak jumlahnya. Maka mereka memasuki negeri Yaman dan mereka merajalela di kota-kotanya, lalu merebut kerajaan negeri Yaman dari tangan orang-orang Himyar, sedangkan Zu Nuwas sendiri tewas karena tenggelam di Habsyah menjadikan negeri Yaman sebagai negeri yang berdiri sendiri di bawah pimpinan kedua panglima tersebut, yaitu Aryat dan Abrahah. Lalu keduanya berselisih pendapat mengenai siapa di antara keduanya yang berhak menjadi raja di negeri Yaman; keduanya berupaya menjatuhkan yang lainnya. Pada akhirnya salah satu pihak berkata kepada pihak lawannya, "Kita tidak perlu mengorbankan prajurit yang tidak berdosa di antara kita, lebih baik kita perang tanding saja antara aku dan kamu. Maka barang siapa yang dapat mengalahkan lawannya dan berhasil membunuhnya, dialah yang berhak menjadi raja di negeri ini." Pihak lainnya menyetujui usul ini, akhirnya keduanya bertanding dalam suatu ajang perang yang di belakang masing-masing pihak ada suatu kesempatan Aryat berhasil menebaskan pedangnya dan mengenai hidung dan mulut Abrahah, dan hampir saja membelah wajahnya. Maka Atudah maula bekas budak Abrahah membela majikannya dan menyerang Aryat serta berhasil membunuhnya. Maka Abrahah diusung dari arena itu dalam keadaan terluka, lalu lukanya diobati hingga akhirnya ia sembuh; setelah itu ia sendirilah yang memimpin tentara Habsyah di negeri Najasyi Negus berkirim surat kepadanya, yang isinya mencela perbuatannya itu dan mengancamnya serta bersumpah bahwa dirinya benar-benar akan menginjak-injak negeri Yaman dan membelah ubun-ubunnya. Maka Abrahah membalas suratnya dengan nada memohon belas kasihan dan berdiplomasi, seraya mengirimkan hadiah-hadiah, cindera mata, dan kantong yang berisikan tanah negeri Yaman serta potongan rambut ubun-ubunnya. Semuanya itu ia kirimkan bersama kurirnya untuk disampaikan kepada Raja dalam suratnya Abrahah mengatakan, "Hendaklah Anda raja menginjak-injak tanah ini untuk menunaikan sumpah Anda, dan inilah potongan rambut ubun-ubunku kuserahkan kepadamu." Ketika hal tersebut sampai di pangkuan Raja Najasyi, ternyata ia terpikat dengan cara yang dilakukan Abrahah, dan akhirnya ia puas dan mendukung apa yang dilakukan oleh Abrahah. Dan dalam suratnya itu Abrahah menjanjikan kepada Najasyi bahwa dirinya akan membangun sebuah gereja di tanah Yaman atas nama Raja Najasyi, yang belum pernah ada suatu gereja pun dibangun sebesar Abrahah membangun sebuah gereja yang sangat besar di kota San'a, bangunannya tinggi sekali lagi dipenuhi dengan berbagai ukiran dan pahatan; orang-orang Arab menamainya Al-Qulais. Disebut demikian karena bangunannya tinggi sekali, hingga membuat qalansuwah peci orang yang memandangnya hampir saja terjatuh dari kepalanya, mengingat puncaknya tinggi Abrahah menginstruksikan kepada Asyram agar memalingkan para peziarah dari kalangan orang-orang Arab untuk mengunjunginya sebagaimana Ka'bah di Mekah dikunjungi mereka. Dan Abrahah memerintahkan kepada Asyram supaya menyerukan pengumuman ini di seluruh kerajaannya. Maka orang-orang Arab keturunan 'Adnan dan Qahtan tidak suka dengan hal tersebut, dan orang-orang Quraisy sangat marah karenanya, hingga sebagian dari mereka ada yang bertekad membuat kerusuhan di dalamnya. Dia masuk dengan diam-diam ke dalamnya di malam hari, lalu menimbulkan peristiwa yang menggemparkan di dalamnya, setelah itu ia lari pulang ke para pelayan gereja melihat peristiwa tersebut, mereka melaporkan kepada rajanya yaitu Abrahah dan mengatakan kepadanya bahwa sesungguhnya yang melakukan peristiwa tersebut tiada lain adalah kaki tangan orang-orang Quraisy, karena mereka marah dan tidak suka dengan adanya gereja ini yang dianggap menyaingi kepunyaan mereka. Maka Abrahah bersumpah bahwa dirinya benar-benar akan menuju ke Ka'bah di Mekah dan benar-benar akan menghancurkannya batu demi batu hingga rata dengan ibnu Sulaiman menyebutkan bahwa ada seorang pemuda dari kalangan Quraisy memasuki gereja besar di Yaman itu, lalu ia membakarnya, sedangkan di hari itu cuaca sangat panas, maka dengan mudahnya gereja itu terbakar hingga ambruk. Karena peristiwa itulah Abrahah bersiap-siap menghimpun bala tentaranya dalam jumlah yang sangat besar. Lalu ia berangkat dengan pasukannya itu dengan maksud agar tiada seorang pun yang dapat menghalang-halangi niatnya. Selain dari itu ia membawa seekor gajah yang besarnya tak terperikan, diberi nama Mahmud; gajah tersebut sengaja dikirim oleh Raja Najasyi kepadanya untuk tujuan tersebut. Bahkan menurut pendapat lain, selain gajah Mahmud itu ada delapan gajah lainnya; dan menurut pendapat yang lainnya lagi dua belas ekor gajah; hanya Allah-lah Yang Maha tersebut akan dijadikan sebagai sarana untuk merobohkan Ka'bah, misalnya mengikat semua sisi Ka'bah dengan rantai, lalu mengikatkannya pada leher gajah, maka gajah akan menariknya dan tembok Ka'bah akan runtuh sekaligus dalam waktu yang orang-orang Arab mendengar keberangkatan Abrahah dengan pasukannya yang bergajah itu, maka mereka merasakan adanya bahaya yang amat besar akan menimpa diri mereka. Dan mereka merasakan bahwa sudah merupakan keharusan bagi mereka membela Bait mereka dan mengusir orang-orang yang bermaksud jahat bangkitlah seorang lelaki dari kalangan penduduk Yaman yang terhormat dan terbilang sebagai pemimpin mereka untuk mengadakan perlawanan terhadap Abrahah. Orang tersebut bernama Zu Nafar, maka ia menyerukan kepada kaumnya dan orang-orang Arab lainnya untuk memerangi Abrahah dan berjihad melawannya demi membela Baitullah, karena Abrahah bermaksud akan merobohkannya dan meratakannya dengan itu mendapat sambutan yang hangat dari mereka, lalu mereka berperang melawan Abrahah dipimpin oleh Zu Nafar, tetapi pada akhirnya Zu Nafar kalah. Ini tiada lain karena kehendak Allah Swt. yang bertujuan akan memuliakan Baitullah dan mengagungkannya. Zu Nafar ditawan, tetapi Abrahah memaafkannya dan membawanya pergi bersama ke ketika perjalanan Abrahah sampai di tanah orang-orang Khas'am, ia dihalangi oleh Nufail ibnu Habib Al-Khas'ami bersama kaumnya, yang memeranginya selama dua bulan. Tetapi pada akhirnya Abrahah berhasil mengalahkan mereka dan menawan Nufail ibnu Habib; pada mulanya Abrahah bermaksud membunuhnya, kemudian ia memaafkannya dan membawanya serta ke Mekah sebagai penunjuk jalannya di negeri perjalanan Abrahah sampai di dekat Taif, maka para penduduk Taif datang menyambutnya dan bersikap diplomatis dengannya karena takut dengan rumah peribadatan mereka yang mereka beri nama Al-Lata, karenanya Abrahah menghormati mereka. Dan mereka mengirimkan Abu Rigal untuk pergi bersamanya sebagai penunjuk perjalanan Abrahah sampai di Al-Magmas —yaitu di suatu tempat yang terletak tidak jauh dari Mekkah— ia turun beristirahat, sedangkan bala tentaranya merampas semua ternak penduduk Mekah dan sekitarnya atas perintah Abrahah sendiri. Dan di antara ternak unta yang dirampas terdapat dua ratus ekor unta milik Abdul Muttalib. Dan tersebutlah orang yang diserahi oleh Abrahah untuk memimpin perampasan ternak itu adalah komandan pasukan terdepannya yang dikenal dengan nama Al-Aswad ibnu Maqsud, lalu ia dikecam oleh sebagian bangsa Arab melalui bait-bait syairnya, menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu mengirimkan Hannatah Al-Himyari ke Mekah dan memerintahkan kepadanya supaya kembali membawa orang Quraisy yang paling terhormat. Dan Abrahah menyampaikan kepadanya bahwa dia datang bukan untuk memerangi kamu, terkecuali jika kamu menghalang-halanginya dari Baitullah. Maka datanglah Hannatah ke Mekah, lalu ditunjukkan kepadanya rumah Abdul Muttalib ibnu Hasyim, lalu ia menyampaikan kepadanya apa yang dikatakan oleh Abrahah. Maka Abdul Muttalib mengatakan kepadanya, "Demi Allah, kami tidak berniat untuk memeranginya, juga kami tidak mempunyai kekuatan untuk itu. Ini adalah Baitullah yang disucikan dan merupakan bait rumah kekasih-Nya, yaitu Ibrahim. Maka jika Dia mempertahankannya, sudah wajar karena ia adalah rumah-Nya yang disucikan. Dan jika Dia membiarkan antara bait-Nya. dan Abrahah, maka tiada kemampuan bagi kami untuk mempertahankannya."Hannatah berkata kepada Abdul Muttalib, "Kalau begitu, marilah engkau pergi bersamaku untuk menemuinya." Maka Abdul Muttalib berangkat bersama Hannatah. Dan ketika Abrahah melihat Abdul Muttalib, ia terkejut melihat penampilan Abdul Muttalib yang tinggi lagi berwibawa dan tampan. Maka ia menghormatinya, dan ia turun dari singgasananya, lalu duduk bersama Abdul Muttalib di hamparan berkata kepada juru terjemahnya untuk mengatakan kepada Abdul Muttalib mengenai keperluannya hingga datang menghadap kepadanya. Abdul Muttalib berkata kepada juru terjemah Abrahah, "Sesungguhnya aku datang untuk keperluanku sendiri, yaitu sudilah kiranya sang raja Abrahah menyerahkan kepadanya dua ratus ekor unta miliknya yang telah dirampasnya."Abrahah terkejut dan mengatakan kepada juru terjemahnya bahwa katakanlah kepadanya, "Sesungguhnya pada mulanya ketika aku melihatmu, aku merasa kagum dengan penampilan dan wibawamu. Tetapi setelah engkau berbicara kepadaku, kesanku menjadi sebaliknya; apakah engkau berbicara kepadaku hanya mengenai dua ratus ekor unta yang telah kurampas darimu? Sedangkan engkau meninggalkan bait-mu yang merupakan agamamu dan agama nenek moyangmu, padahal aku datang untuk merobohkannya, lalu mengapa engkau tidak berbicara kepadaku mengenainya?"Abdul Muttalib menjawab, "Sesungguhnya aku adalah pemilik unta itu dan sesungguhnya bait itu mempunyai Pemiliknya sendiri yang akan membelanya." Abrahah berkata, "Dia tidak akan dapat mencegahku dari merobohkannya." Abdul Muttalib berkata, "'Kalau begitu, terserah Anda."Menurut suatu pendapat, sesungguhnya bersama Abdul Muttalib terdapat segolongan orang-orang terhormat dari kalangan orang-orang Arab. Mereka menawarkan kepada Abrahah sepertiga dari harta Tihamah dengan syarat Abrahah mengurungkan niatnya dari menghancurkan Ka'bah. Tetapi Abrahah menolak tawaran mereka dan mengembalikan kepada Abdul Muttalib dua ratus ekor Muttalib kembali ke Mekah dan menemui orang-orang Quraisy, lalu memerintahkan kepada mereka agar keluar dari Mekah dan berlindung di atas puncak-puncak bukitnya karena takut akan serangan bala tentara Abrahah. Setelah itu Abdul Muttalib pergi ke Ka'bah dan memegang pegangan pintu Ka'bah, sedangkan di belakangnya ikut beberapa orang dari kaum Quraisy. Mereka semuanya berdoa kepada Allah dan memohoh pertolongan kepada-Nya dari serangan Abrahah dan bala Muttalib dalam doanya itu mengatakan seraya memegang pegangan pintu Ka'bahYa Allah, sesungguhnya seseorang itu diharuskan membela ternak unta miliknya, maka belalah kepemilikan-Mu. Janganlah sekali-kali Engkau biarkan salib dan kekuasaan mereka selamanya menang atas tempat-Mu itu Abdul Muttalib melepaskan pegangan pintu Ka'bah, lalu ia bersama orang-orang Quraisy lainnya keluar menuju ke daerah perbukitan, berlindungdi puncak-puncaknya. Demikianlah menurut Ibnu ibnu Sulaiman menyebutkan bahwa mereka meninggalkan di dekat Baitullah seratus ekor unta budnah yang telah dikalungi untuk dikurbankan, dengan tujuan mudah-mudahan sebagian tentara Abrahah ada yang berani mengganggunya dan menyembelih sebagiannya tanpa hak, maka akibatnya Allah akan menghukum pada pagi harinya Abrahah bersiap-siap untuk memasuki kota Mekah, lalu menyiapkan gajahnya yang diberi nama Mahmud dan ia menyiapkan pula bala tentaranya. Setelah semuanya siap, maka mereka mengarahkan gajahnya menuju ke arah Mekah, tetapi sebelum itu Nufail ibnu Habib datang dan berdiri di dekat gajah, lalu berkata, "Hai Mahmud, duduklah kamu dan kembalilah dengan penuh kesadaran menuju ke tempat asal kedatanganmu, karena sesungguhnya engkau berada di negeri Allah yang disucikan," setelah itu melepaskan telinga gajah Mahmud, yang dipeganginya saat ia gajah itu duduk, dan Nufail lari dengan kencangnya menuju ke daerah perbukitan dan berlindung di puncaknya. Mereka memukuli gajah itu supaya berdiri, akan tetapi gajah itu membangkang dan tidak mau berdiri. Lalu mereka memukul kepalanya dengan palu agar bangkit, dan mereka masukkan tongkat mereka ke bagian lubang telinganya, menariknya dengan tujuan agar mau berdiri, tetapi gajah itu tetap menolak. Kemudian mereka mengarahkannya ke negeri Yaman, dan ternyata tanpa sulit gajah itu bangkit dengan sendirinya, lalu berlari kecil menuju ke arah itu. Kemudian mereka mencoba untuk mengarahkannya ke negeri Syam, dan gajah itu menuruti perintahnya; mereka coba mengarahkannya ke timur, maka gajah itu mengikuti perintah. Tetapi bila diarahkan ke Mekah, gajah itu diam dan Allah mengirimkan kepada mereka sejumlah besar burung dari arah laut yang bentuknya seperti burung walet dan burung balsan; tiap-tiap ekor membawa tiga buah batu. Satu diparuhnya dan yang dua dipegang oleh masing-masing dari kedua kakinya; batu itu sebesar kacang humsh dan kacang 'adas. Tiada seorang pun dari mereka yang terkena batu itu melainkan pasti binasa, tetapi tidak seluruhnya terkena batu mereka melarikan diri dan lari tunggang langgang ke arah semula mereka datang seraya mencari Nufail ibnu Habib untuk menunjukkan kepada mereka jalan pulangnya. Sedangkan Nufail berada di atas bukit bersama orang-orang Quraisy dan orang-orang Arab Hijaz lainnya, menyaksikan apa yang ditimpakan oleh Allah Swt. kepada tentara bergajah itu sebagai azab dari-Nya. Dan ketika menyaksikan pemandangan itu Nufail berkataKe manakah tempat untuk berlari dari kejaran Tuhan yang mengejar; Asyram kalah dan tidak meriwayatkan berikut sanadnya, bahwa mereka bersiap-siap untuk memasuki Mekah dan gajahnya telah mereka persiapkan pula, tetapi manakala mereka mengarahkannya ke salah satu tujuan dari tujuan yang lain, maka gajah itu mau bergerak. Dan jika mereka arahkan gajahnya menuju ke kota suci Mekah, tiba-tiba ia duduk dan mengeluarkan suaranya menolak. Lalu Abrahah memaksa pawang gajah dan membentaknya, bahkan memukulinya supaya ia memaksa gajah agar mau masuk ke kota Mekah; mereka memakan waktu yang cukup lama untuk Abdul Muttalib dan segolongan orang dari para pemuka penduduk Mekah —antara lain Mut'im ibnu Adiy, Amr ibnu Aid ibnu Imran ibnu Makhzum, dan Mas'ud ibnu Amr As-Saqafi— berada di Gua Hira menyaksikan apa yang dilakukan oleh tentara Habsyah itu, dan apa yang dialami mereka dengan gajahnya yang membangkang itu; kisahnya sangat ajaib dan aneh. Ketika mereka sedang dalam keadaan demikian, tiba-tiba Allah mengirimkan kepada tentara habsyah yang bergajah itu burung Ababil, gelombang demi gelombang yang warna bulunya kuning, lebih kecil daripada merpati, sedangkan kakinya berwarna merah; tiap-tiap burung membawa tiga buah batu kerikil. Lalu iringan burung-burung itu tiba dan berputar di atas mereka, kemudian menimpakan batu-batu itu kepada mereka hingga mereka ibnu Ishaq mengatakan bahwa tentara Habsyah datang dengan membawa dua ekor gajah; adapun gajah Mahmud hanya mendekam dan tidak mau bangkit, sedangkan gajah lainnya memberanikan dirinya dan akhirnya ia terkena batu ibnu Munabbih mengatakan bahwa mereka membawa banyak gajah, sedangkan gajah Mahmud adalah kendaraan raja mereka, Mahmud mendekam dengan tujuan agar gajah lainnya mengikuti jejaknya. Dan ternyata di antara kumpulan gajah yang mereka bawa ada seekor gajah yang memberanikan dirinya melangkah, maka ia tertimpa batu dan binasa hingga gajah lainnya kabur melarikan ibnu Yasar dan lain-lainnya mengatakan bahwa tentara bergajah itu tidak semuanya binasa oleh azab seketika itu juga, bahkan di antara mereka ada yang segera mati, dan di antaranya ada yang tubuhnya rontok anggota demi anggota dalam pelariannya, yang pada akhirnya binasa juga. Sedangkan Abrahah termasuk dari mereka yang tubuhnya rontok anggota demi anggota, hingga akhirnya mati di tanah orang-orang Khas' Ishaq mengatakan bahwa lalu mereka melarikan diri, sedangkan anggota tubuh mereka rontok satu demi satu, dan di setiap jalan mereka mati bergelimpangan. Sedangkan Abrahah, tubuhnya terkena oleh batu itu, lalu mereka membawanya lari bersama mereka, dan tubuhnya rontok sedikit demi sedikit, hingga sampailah mereka bersamanya di San'a, sedangkan keadaan Abrahah seperti anak burung yang baru menetas. Dan Abrahah masih belum mati kecuali setelah dadanya terbelah dan jantungnya keluar; demikianlah menurut sahibul ibnu Sulaiman menceritakan bahwa orang-orang Quraisy memperoleh harta yang banyak dari jarahan harta benda pasukan Abrahah itu, sehingga disebutkan bahwa pada hari itu Abdul Muttalib mendapat emas yang jumlahnya dapat memenuhi suatu galian Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ya'kub ibnu Utbah yang menceritakan kepadanya bahwa penyakit cacar dan lepra di tanah Arab mula-mula terjadi pada tahun itu. Dan bahwa pahitnya buah harmal, hanzal, dan 'usr dirasakan sejak tahun itu. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ikrimah melalui jalur yang Ishaq mengatakan bahwa ketika Allah Swt. berkehendak mengutus Nabi Muhammad Saw., maka termasuk di antara karunia dan nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada kaum Quraisy ialah terusirnya tentara Habsyah dari mereka, demi menjaga tetapnya kekuasaan dan masa keemasan mereka Quraisy. Untuk itulah maka disebutkan oleh firman-NyaApakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka untuk menghancurkan Ka'bah itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu berasal dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daunyang dimakan ulat. Al-Fil 1-5Dan juga firman-NyaKarena kebiasaan orang-orang Quraisy, yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini Ka'bah. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. Quraisy 1-4Yakni agar tiada sesuatu pun yang mengubah keadaan mereka dari kebiasaannya, yang hal tersebut tiada lain karena Allah berkehendak baik terhadap mereka, sekiranya mereka Hisyam mengatakan bahwa ababil artinya berbondong-bondong, dalam bahasa Arab kata ini tidak ada bentuk tunggalnya. Ibnu Hisyam mengatakan pula bahwa adapun makna sijjil, menurut apa yang telah dikatakan oleh Yunus An-Nahwi dan Abu Ubaidah, makna yang dimaksud menurut orang Arab ialah yang sangat Hisyam mengatakan bahwa sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa keduanya merupakan kata yang berasal dari bahasa Persia, lalu oleh orang Arab dijadikan menjadi satu. Sesungguhnya yang dimaksud tiada lain sama dengan batu dan tanah liat. Ulama tafsir itu mengatakan bahwa batu-batu tersebut berasal dari kedua jenis itu, yakni batu dan tanah Hasyim mengatakah bahwa al-'asfu artinya daun tanaman yang belum diketam, bentuk tunggalnya adalah 'asfah; demikianlah menurut apa yang dikemukakan oleh Ibnu ibnu Salamah telah meriwayatkan dari Amir, dari Zurr, dari Abdullah dan Abu Salamah ibnu Abdur Rahman sehubungan dengan makna firman-Nya burung yang berbondong-bondong. Al-Fil 3 Maksudnya, yang bergelombang-gelombang. Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sebagian darinya mengiringi sebagian yang lainnya. Al-Hasan Al-Basri dan Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ababil ialah yang banyak jumlahnya. Mujahid mengatakan bahwa ababil artinya yang berpencar, berturut-turut, lagi berbondong-bondong. Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ababil ialah berpencar-pencar, ada yang datang dari arah ini dan arah itu, yakni mendatangi mereka dari segala penjuru. Al-Kisa-i mengatakan bahwa ia pernah mendengar sebagian ulama Nahwu mengatakan bahwa bentuk tunggal ababil ialah Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abdul A'la, telah menceritakan kepadaku Daud, dari Ishaq ibnu Abdullah ibnul Haris ibnu Naufal yang mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt. dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong. Al-Fil 3 Yaitu berkelompok-kelompok seperti ternak unta yang dilepas bebas. Dan telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Ibnu Aun, dari Ibnu Sirin, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong. Al-Fil 3 Maksudnya, burung-burung yang mempunyai belalai seperti gajah dan cakar-cakar yang seperti kaki Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya'qub ibnu ibrahim, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Husain, dari Ikrimah sehubungan dengan makna firman-Nya burung yang berbondong-bondong. Al-Fil 3 Burung-burung itu berwarna hijau keluar dari laut, kepalanya seperti kepala serigala. Telah menceritakan pula kepada kami ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Ibnu Mahdi, dari Sufyan, dari Al-A'masy, dari Abu Sufyan, dari Ubaid ibnu Umair sehubungan dengan makna firman-Nya burung yang berbondong-bondong. Al-Fil 3 Yakni burung yang muncul dari laut yang paruh dan kedua cakarnya semuanya berwarna hitam; semua sanad riwayat di atas berpredikat ibnu Jubair mengatakan bahwa burung itu berwarna hijau, sedangkan paruhnya berwarna kuning. Burung-burung itu silih berganti menyerang mereka. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan Ata, bahwa burung ababil itu bentuknya serupa dengan burung garuda yang dikenal di daerah Magrib. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dari Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Muhammad ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy, dari Abu Sufyan, dari Ubaid ibnu Umair yang mengatakan bahwa ketika Allah berkehendak akan membinasakan tentara bergajah, maka Dia mengirimkan kepada mereka pasukan burung yang dikeluarkan dari laut yang gesitnya sama dengan burung walet. Tiap ekor burung membawa tiga buah batu yang terbagi pada paruhnya satu buah dan pada masing-masing kedua kakinya satu itu datang berbaris bersaf-saf di atas mereka, lalu mengeluarkan suaranya dan menjatuhkan batu-batu yang ada pada paruh dan kedua kakinya. Maka tiada sebuah batu pun yang menimpa kepala seseorang dari mereka melainkan tembus sampai ke duburnya, dan tidak sekali-kali batu itu mengenai sesuatu dari tubuh seseorang dari mereka melainkan tembus ke bagian lainnya. Allah mengirimkan pula angin yang kencang sehingga menambah kencang jatuhnya batu-batuan itu hingga semuanya telah meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa batu-batuan dari sijjil, makna yang dimaksud ialah tanah liat yang telah berubah menjadi batu. Hal ini disebutkan keterangannya di atas dan tidak perlu diulangi Allah Swt.Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat. Al-Fil 5Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah pakan hewan ternak yang dikenal oleh bahasa pasaran dengan istilah habur. Menurut riwayat lain dari'Sa'id, disebutkan daun tanaman gandum. Diriwayatkan pula darinya al-’asfu artinya pakan ternak yang telah digerogoti oleh ulat dedaunannya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa al-’asfu artinya kulit ari biji Zaid mengatakan bahwa al-’asfu artinya daun tanaman dan daun sayuran bilamana telah dimakan oleh ternak, maka kelihatan hanya tangkainya saja. Makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Swt. membinasakan mereka dan menghancurkan mereka serta menjadikan mereka 'senjata makan tuan' dengan penuh kedongkolan. Tiada suatu kebaikan pun yang mereka peroleh, dan sebagian besar dari mereka binasa, serta tiada yang pulang melainkan dalam keadaan terluka parah, sebagaimanayang dialami oleh raja mereka yaitu Abrahah. Sesungguhnya dadanya terbelah dan jantungnya kelihatan ketika ia sampai di san'a, lalu ia sempat menceritakan kepada penduduk San'a apa yang telah menimpa diri mereka, setelah itu ia mati. Kemudian tampuk pemerintahan negeri Yaman dipegang oleh anak Abrahah yang bernama Yaksum, setelah itu saudaranya yang bernama Masruq ibnu Saif ibnu Zi Yazin Al-Himyari berangkat menemui Kisra Raja Persia dan meminta bantuan kepadanya untuk menghadapi tentara Habsyah. Maka Kisra mengabulkan permintaannya dan menyerahkan kepadanya sebagian dari tentaranya yang berperang bersama Saif ibnu Zi Yazin. Maka Allah mengembalikan kepada mereka kerajaan yang dahulu dimiliki oleh nenek moyang mereka berikut semua kekuasaannya. Kemudian berdatanganlah kepadanya delegasi-delegasi dari orang-orang Arab, mengucapkan selamat atas ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Bukair, dari Amrah binti Abdur Rahman ibnu As'ad ibnu Zurarah, dari Aisyah yang mengatakan bahwa sesungguhnya ia sempat melihat bekas pawang gajah dan pemegang kendalinya di Mekah dalam keadaan telah tuna netra lagi cacat, tak dapat berjalan, dan meminta-minta menjadi pengemis. Al-Waqidi telah meriwayatkan hal yang semisal dari Aisyah. Dan Al-Waqidi telah meriwayatkan dari Asma binti Abu Bakar yang telah mengatakan bahwa kedua bekas pawang gajah itu dalam keadaan cacat parah, meminta-minta kepada orang di Asaf dan Na'ilah, tempat orang-orang musyrik menyembelih sembelihan hemat saya, nama pemegang kendali gajah Abrahah bernama Anis. Al-Hafiz Abu Na'im di dalam kitabnya yang berjudul Dala'ilun Nubuwwah telah meriwayatkan melalui jalur Ibnu Wahb, dari Ibnu Lahi'ah, dari Aqil ibnu Khalid, dari Usman ibnul Mugirah, kisah tentang tentara bergajah ini; tetapi tidak disebutkan bahwa Abrahah datang dari Yaman, melainkan dia hanya mengutus pasukannya yang dipimpin oleh seorang lelaki bernama Syamir ibnu Maqshud, jumlah pasukannya kurang lebih dua puluh ribu orang personil. Disebutkan pula bahwa burung ababil datang menyerang mereka di malam hari, dan pada pagi harinya mereka semuanya tewas. Konteks kisah ini aneh sekali, sekalipun Abu Na'im telah menguatkannya di atas riwayat yang riwayat yang benar, Abrahah Al-Asyram Al-Habsyi datang ke Mekah sebagaimana yang ditunjukkan oleh konteks riwayat yang lainnya dan juga yang disebutkan dalam syair orang-orang dahulu. Hal yang sama telah disebutkan dalam riwayat yang bersumberkan dari Ibnu Lahi'ah, dari Al-Aswad, dari Urwah, bahwa Abrahah mengirimkan Al-Aswad ibnu Maqsud bersama sejumlah besar pasukannya di sertai dengan gajah, tetapi tidak disebutkan bahwa Abrahah sendiri ikut dalam misi tersebut. Menurut pendapat yang benar, Abrahah pun memang ikut datang dalam misi itu, barangkali Ibnu Maqsud berada di barisan pasukan yang terdepan; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui pembahasan yang lalu pada tafsir surat Al-Fath telah disebutkan bahwa di hari perjanjian Hudaibiyah ketika Rasulullah Saw. berada di atas lereng yang darinya dapat ditempuh jalan menuju ke tempat orang-orang Quraisy, unta beliau mendekam, lalu mereka menghardiknya, tetapi unta kendaraan beliau Saw. tetap menolak. Maka mereka mengatakan bahwa Qaswa nama unta milik Nabi Saw. mogok. Maka Rasulullah Saw. bersabdaQaswa tidak mogok, karena mogok bukan merupakan pembawaannya, tetapi ia ditahan oleh Tuhan Yang telah menahan pasukan bergajah. Kemudian Rasulullah Saw. melanjutkan sabdanya Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, tidaklah mereka meminta kepadaku hari ini suatu rencana yang di dalamnya terkandung penghormatan kepada hal-hal yang disucikan oleh Allah melainkan aku akan itu beliau Saw. menghardik untanya, maka untanya bangkit dan meneruskan perjalannya. Hadis ini termasuk hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari secara munfarid tunggal.Di dalam kitab Sahihain disebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda di hari jatuhnya kota MekahSesungguhnya Allah telah menahan pasukan bergajah dari Mekah, dan menguasakannya kepada Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan sesungguhnya kini telah kembali kesuciannya pada hari ini juga, sebagaimana kesuciannya di waktu sebelumnya. Ingatlah, hendaklah orang yang hadir menyampaikannya kepada orang yang tidak hadir.[[105 ~ AL-FIL GAJAH Pendahuluan Makkiyyah, 5 ayat ~ Dalam surat ini, Allah menceritakan kepada Rasul-Nya saw. kisah tentang pasukan bergajah yang hendak menghancurkan Bayt Allâh, Ka'bah. Kemudian, Allah mengalihkannya kepada sebuah pelajaran yang menunjukkan betapa besar kekuasaan dan balasan Allah terhadap orang-orang yang mengotori kehormatan rumah suci-Nya. Allah memerintahkan balatentara-Nya untuk menghancurkan pasukan itu sehancur-hancurnyam, sehingga tak ada lagi yang tertinggal kecuali bekas-bekasnya saja. Mereka bagaikan kulit gandum yang tak lagi berisi.]] Kamu, wahai Muhammad, telah mengetahui dengan sebenarnya dan tanpa keraguan tentang apa yang telah Allah lakukan terhadap pasukan bergajah yang bermaksud hendak menghancurkan rumah suci-Nya. 1 Surat Al Fil mengisahkan kehancuran Abrahah dan pasukan bergajah yang hendak menyerbu Makkah. 2. Surat ini mengajak Rasulullah dan umatnya, termasuk orang-orang Quraisy, untuk memperhatikan tanda kekuasaan Allah khususnya dari sejarah. 3.

Jakarta - Surat Al Fil adalah surat ke-105 dalam Al-Qur'an. Surat ini termasuk ke dalam surat makkiyah atau surat yang diturunkan di kota Mekkah. Surat Al Fil terdiri dari 5 Al Fil Bacaan dan Artinya اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗArtinya "Tidakkah engkau Muhammad perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?" 1اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙArtinya "Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?" 2وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙArtinya "dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong," 3تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙArtinya "yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar," 4فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ࣖ;Artinya "sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan ulat."5Kandungan Surat Al FilMengutip Tafsir Al-Quranul Majid An Nur jilid 4 oleh Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, surat Al Fil mengisahkan tentang ashabul fiil atau pasukan bergajah. Pasukan tersebut dipimpin oleh raja yang berkuasa di Yaman Bernama Abrahah Al-Atsram membangun gereja besar di San'a, dan bermaksud untuk memindahkan pusat pelaksanaan haji dari Ka'bah ke gereja di negerinya. Disebutkan juga dalam kitab tafsir tersebut bahwa surat Al Fil menjadi salah satu bukti penguat tentang hukuman bagi orang-orang yang buku Tafsir Juz Amma karya Muhammad Sulaiman 'Abdullah Al-Asyqa, dijelaskan juga bahwa setelah kaumnya berada di dekat Ka'bah, Allah mengirimkan burung yang disebut dalam surat Al Fil kepada pasukan gajah. Kemudian burung-burung tersebut membinasakan mereka. Burung-burung tersebut dijelaskan berwarna hitam dan datang dari arah laut. Setiap burung sendiri membawa tiga buah batu, dua di kakinya dan satu di buku tersebut juga dijelaskan terkait ahli tafsir yang menyebutkan bahwa batu tersebut berasal dari tanah yang berasal dari panggangan api neraka Jahanam, yang padanya tertulis nama-nama kaum tersebut. batu yang mengenai mereka akan menimbulkan penyakit cacar, yang kemudian akan membinasakan pasukan gajah. Hal ini juga menjadi bukti salah satu tanda kekuasaan Allah. Peristiwa ini terjadi empat puluh tahun sebelum Nabi Muhammad surat Al Fil yang lain adalah, surat ini menjadi salah satu bukti bahwa bahasa dalam Al-Quran merupakan bahasa yang autentik. Mengutip buku Dimensi Moralitas Hakim yang Religius dan Islami, oleh Risky Aulia Cahyadri, Ibnu Jauzi mengatakan bahwa ada suatu masa dimana beberapa orang bernyali untuk menandingi Al-Quran karena Al-Quran diturunkan dalam bahasa datang seorang pujangga yang ingin menandingi surat pendek yang ada dalam Al-Quran, yaitu menandingi surat Al Fil. Pujangga tersebut berkata"Gajah, tahukah kamu apa itu gajah? Ia memiliki ekor yang pendek dan belalai yang panjang.."Dari perkataan pujangga tersebut kemudian diketahui bahwa memang tingkat keindahan bahasa dalam Al-Quran menunjukkan untuk sebaiknya tidak menjawab tantangan Allah. Kejadian ini juga menjadi sebuah parameter pada kesusastraan Arab saat itu, apakah ada suatu karya yang mirip dengan Al-Quran atau tidak. Ini juga menunjukkan bahwa gaya bahasa dalam Al-Quran dengan gaya bahasa penuturan dan rima-rima dalam syair Arab memiliki beberapa kandungan yang terdapat dalam surat Al Fil yang bisa kita pelajari bersama dan kita ambil juga Video "Persiapan di Arafah Jelang Puncak Haji 2023" [GambasVideo 20detik] erd/erd

BacaSurat Al Lail lengkap dengan bacaan arab, latin & terjemah Indonesia. Website cepat, ringan & hemat kuota. Litequran.net. Surat Al Lail. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah) 1 Surat Al Humazah memastikan para pengumpat dan pencela pasti akan celaka. 2. Pengumpat dan pencela yang nantinya celaka adalah orang-orang yang mengumpulkan harta dan suka menghitung-hitungnya karena cinta dunia. Bahkan karena cintanya pada harta, ia merasa lebih baik dari orang lain sehingga suka mencaci dan mencela. 3.
Ayat1 sampai dengan 5 dari surat ini adalah ayat-ayat Al Quran yang pertama sekali diturunkan, yaitu di waktu Nabi Muhammad s.a.w. berkhalwat Al-Qur'an Surat Al-'Alaq - Surat Al 'Alaq terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Ayat 1 sampai dengan 5 dari surat ini adalah ayat-ayat Al Quran yang pertama sekali diturunkan
. 422 58 480 238 332 421 312 184

surat al fil dan artinya perkata